Senin, 04 Mei 2009

Kutbah Jum'at 10 April 2009

Meluruskan makna hari wafat Isa Almasih pada tanggal 10 April 2009. Sebelumnya mohon maaf atas informasi yang mungkin salah saya sampaikan, karena murni yang saya dituliskan disini hanya berdasarkan kekuatan ingatan dan maaf belum dicros dengan literature yang lain.

Jum’at (24/04) sekitar jam 12.05 siang, azan pertama berkumandang dari Mesjid yang tidak terlalu jauh dari kediaman saya, mengajak saya dan kaum muslimin disekitarnya untuk menunaikan ibadah shalat Jum’at berjamaah. Mendengarkan kutbah Jum’at waktu itu, sangatlah menarik untuk disimak selain dari isi kutbah yang padat berisi pesan, tetapi juga dibawakan oleh seorang ustadz (lupa namanya) yang berperawakan tinggi besar, bersih dan memiliki suara lantang serta jelas.

Sejujurnya saya sangat jauh dari menguasai, memahami, mendalami segala sesuatu tentang ilmu agama yang saya anut. Namun pasti kita semua setuju, bahwa kita wajib untuk terus untuk menjadi lebih baik.

Dikesempatan tersebut saya duduk dipojok kanan baris shaf ke-4 arah kiblat, tak sengaja saya melihat kesekeliling jemaah Jum’at begitu tekun mendengarkan penyampaian kutbah yang juga merupakan salah satu rukun sahnya shalat Jum’at.
Sedikit yang dapat ditarik dari kutbah tersebut sesuai dengan judulnya adalah mengajak kita untuk memaknai dengan benar tentang peringatan hari wafat Isa Almasih pada tanggal 10 April 2009.

Selama ini telah tidak kita sadari dan secara tidak langsung seperti bentuk pengakuan bahwa pada tanggal 10 April 2009 itu adalah benar kita memperingati hari wafatnya Isya Almasih yang sesungguhnya telah jelas dituangkan di Al-Qur’an di surah An-Nisa’ ayat 157 bahwa Nabi Allah Isya bukanlah yang wafat di salib ketika itu, tetapi atas kehendak Allah SWT yang menjadi/menggantikan Isya diwaktu itu adalah seorang Shibie (menyerupai) Nabi Isya yang dipilh Allah dari satu diantara 12 orang murid/pengikut Nabi Isya, sedangkan Nabi Isya telah diselamatkan Allah SWT dalam kejadian itu. Apa yang bisa dimaknai adalah keterangan tanggal pada tiap-tiap kalender yang berada didepan kita saat ini, dirumah kita, dikantor, di restoran malahan di Mesjid dan sebagainya. Alangkah lebih baiknya penulisan keterangan tanggal pada kalender yang diproduksi selanjutnya tertulis dengan keterangan ; wafat shibie Isya Almasih bukan wafat Isya Almasih.

Al Ustadz sangat lantang mengutarakan hal tersebut diatas, dan mengajak kita untuk memahaminya secara serius.Sedangkan saya saat itu tanpa disengaja hanya mampu menganggukkan kepala mendengarkan apa yang disampaikan beliau dan mata saya langsung tertuju pada kalender yang tergantung didinding kanan atas persis disamping saya, “Aduh, benar juga ya, di Mesjid sendiri kalendernya juga menuliskan hal yang bertentangan dengan yang disampaikan pemberi kutbah Jum’at ini” miris didalam hati.
Sungguh apa yang dituliskan hanyalah untuk berbagi pada yang sempat singgah dan membaca, Hal ini ditulis bukanlah untuk mengajak perpecahan karena pasti setiap umat agama yang terkait memiliki dasar dan pegangannya masing-masing. Khusus untuk kita kaum muslimin sangat perlu mengklarifikasi hal ini dan menjawab atas apa yang disampaikan oleh pemberi kutbah.

Dan saya sendiri merasa terpanggil untuk sharing dan menuliskannya di blog saya. Terpulanglah kepada kita semua memaknai akan hal ini.



Read More..

5 komentar:

bunga mengatakan...

pertamaxxxxxxxxx dulu

bunga mengatakan...

sungguh ilmu yang bagus juga nehh
memang sama juga dengan pelajaran yang saya dapatkan bahwa nabi Isya itu telah di selamatkan cuma bentuk yang terbakar itu masih tetep bentuk atau wujud nabi isya, karena itulah kekuasaan Allah

the beauty of riau mengatakan...

Sekarang jadi Haji nih bang haji fivian heldi sobatnya haji zulyusri, tapi postingannya mantap bang luar biasa, serasa di tanah suci (he....he.....he....)

bunga raya mengatakan...

kelimaxxxxxxxxxxxxx
update donk

attayaya mengatakan...

lha terus Nabi Isya kapan wafatnya? Langnsung dipanggil Allah SWT bersama jasad fisiknyakah?