Selasa, 31 Maret 2009

family gathering di Tanjungpinang

Dalam rangka memperingati HUT bank riau ke 43 pada tanggal 1 April, karena penyesuaian waktu PT.bank riau Cabang Tanjung Pinang curi start dengan menyelenggarakan Family Gathering tepat pada hari Minggu 29 Maret 2009 dan yang dari kacamata saya cukup sukses apalagi dibarengi acara pelepasan tugas saudara M.Bakri,SE yang telah dipercaya Direksi sebagai Pemimpin Capem Belilas yang sebelunya dijabat saudara Azhar Effendi,A.Md atau Bang Ali begitulah dulu beliau saya panggil ketika menjadi atasan saya sewaktu di Cabang Selatpanjang yang saat ini dipromosikan ke Cabang Ranai – Natuna.
The Best Kedai 2009 Dimeriahkan dengan orgen tunggal, acara sederhana namun meriah ini adalah buah pikiran Bapak R.M.Zubir Salehan,SE yang difixkan pada hari Jum’at 27 Maret 2009, ketika itu saya baru saja kembali dari cuti tahunan dan pagi harinya langsung diajak untuk ikut rapat kecil diruang kerja beliau bersama dengan rekan-rekan selevel staf, perbincangan cukup alot hingga menjelang siang dan disepakati akan dilaksanakan acara family gathering sekaligus pelepasan tugas saudara M.Bakri,SE di Bintan Agro Beach Resort yang berjarak kurang lebih 30 km dari kota tanjungpinang. Fasilitasnya lumayan, suasana indahnya pemandangan pantai terhampar luas, si penyedia tempat memfasilitasi dengan lapangan volley pantai dan futsal sedangkan bagi yang ingin menikmati wisata laut bisa menyewa banana boat, canoe dan banyak lagi, restoran juga disediakan restoran yang agak mengarah ke tengah pantai sehingga membuat suasana makan siang akan menjadi lebih nyaman walaupun menu makanannya agak aneh dilidah saya.
Selain dihadiri oleh karyawan/wati beserta keluarga kantor Cabang Tanjungpinang, terlihat hadir juga sebagian karyawan/wati dan keluarga + pimpinan bank riau Capem Kijang yang jelas menambah semaraknya suasana acara tersebut, tak mau ketinggalan personil kantor kedai bank riau pasar pelantar II ikut ambil bagian meski kantor belum dioperasikan, ibarat anak belum nikah ya…masih tanggung jawab bapaknyalah…. (lihat tuh photo personil the best kedai 2009)
dihitung-hitung transaport sebanyak 11 mobil yang kala itu secara iseng sempat saya hitung ketika berhenti ditengah perjalanan untuk membeli cemilan, semua isi dari acara singkat itu dibuat instan dan disiapkan semuanya pada saat itu juga, dari mulai kata sambutan/kesan & pesan, hiburan orgen tunggal, makan siang, pertandingan domino, pembagian hadiah, pemberian cendramata, hingga acara salam-salaman.

Sambutan/Kesan & Pesan dari karyawan dibikin menggelitik kala itu disampaikan oleh Saudara Junaidi, biasanya Kesan & Pesan diakhiri pantun (selaras dengan moto kota tanjung pinang sebagi kota gurindam negeri berpantun) tapi lain hal nya saat itu, beliau mengakhirinya dengan menyanyikan sebuah lagu khusus didedikasikan buat Saudara M.Bakri,SE yang judulnya MADU TIGA (lagu P.Ramlie). Sungguh lagu itu membuat wajah para yang hadir riang gembira. “kalau pak edi tak ade, pasti acara ini tak seru” celetuk rekan yang berada disamping saya saat itu.
Focus pada permainan domino atau cekek mare bahasa gaulnya di Tanjungpinang yang dikoordinator oleh saudara Baharudin juga sangat meriah, sistim pertandingan game 51 out cukup efektif agar acara tersebut selesainya tepat waktu. Hasil akhir dari pertandingan membahagiakan sekali buat saya, karena saya yang berpasangan dengan Rachmat Aprisa (PCP 2008) menjuarai pertandingan itu dengan menempati Juara I dengan hadiah Rp.500.000,-. Partai final sangat menegangkan dan cukup berat karena rival kami adalah pemain cekek mare top didaerah asal mereka masing-masing yaitu saudara Antony berpasangan dengan saudara M.Faried, tapi itu tidaklah seberat kecerdikan atau yang lebih tepatnya kecurangan yang dibuat oleh mereka yang akibatnya (tak etis kalau dipublikasikan ya…………) kami mesti melayani permainan hingga 4 game untuk mengalahkan mereka, jujur saja saya juga mesti curang untuk menang dengan melirik batu domino kanan saya si M.Faried (ha..ha.ha, sorry sob…).
Acara berakhir jam 15.45 sore dan karyawan tampak puas dengan penyelenggaraan cekek mare..ops.. maksudnya family gathering ini. Alhamdulillah ajang ini memberi kebaikan yang cukup banyak buat semua khususnya saya sendiri beserta keluarga dapat langsung berkenalan secara unformal dengan karyawan/wati bank riau, berbaur, tertawa bersama dan banyak lagi hal-hal yang positif.Terimakasih ya Allah atas izin Mu, terimakasih bank riau atas budgetnya, terimakasih Bapak R.M.Zubir Salehan,SE yang telah memprakarsai terselenggaranya acara ini dengan baik dan lancar. Family Gathering sangat efektif untuk mempererat silaturakhmi dan kebersamaan, satu kata kunci yang saya simpan dari kata sambutan/kesan & pesan Bapak R.M.Zubir Salehan,SE waktu itu adalah Kebersamaan “tanpa saya kantor akan tetap berjalan tetapi tanpa karyawan/wati mustahil saya bisa menjalankan operasional kantor, jadi ayolah……acara ini adalah untuk kebersamaan kita agar bank riau khususnya Tanjungpinang dan sekitarnya lebih baik dan terus maju” ujar beliau. InsyaAllah kata kunci yang beliau sebutkan itu akan saya coba terapkan nanti dikantor kedai pasar pelantar II Tanjungpinang. Alangkah baiknya momentum seperti ini juga dilaksanakan seluruh kantor cabang bank riau, tidak hanya dilakukan setahun sekali, mungkin sebulan sekali, tiga bulan sekali atau minimal enam bulan sekali, tetapi tetap menyesuaikan dengan waktu, disejalankan dengan momen lain dan yang jelas budget. Bicara budget saya rasa tidak mengkhawatirkan, mungkin kembali kepada kemampuan top management dan kemauan , keikhlasan serta pemahaman karyawan/wati akan pentingnya kebersamaan itu. Saya yakin jika ini berjalan resultnya pasti kepada kinerja yang semakin membaik. (eppie.cool)

Read More..

Jumat, 27 Maret 2009

KISAH SI ONIDUS DAN LAIN-LAIN

Tidak terlalu banyak yang saya ketahui tentang teman sekaligus rekan kerja saya Si Onidus, anak jati Singkep yang bekerja sebagai salah seorang security di salah satu bank daerah terkemuka di kota Dabo.
Kulit hitam, badan kurus, postur agak kecil namun dengan didukung wajah yang beringas tidak menyurutkan semangatnya untuk menjaga keamanan ditempat ia bekerja mencari nafkah untuk anak dan istrinya.
Si Onidus juga penuh semangat, walau tidur malamnya hanya beberapa jam ia tidak pernah terlambat hadir, ia selalu tahu dan mengerjakan pekerjaan atau tanggungjawab rutin yang harus dilakukan setiap hari.
Payahnya Si Onidus kalau aplusan tugas siang sariawannya kumat dan ujung-ujungnya kalau ditanya satu dijawab cuma setengah, meskipun sariawan ketika menenteng rantang makan siang yang diantar oleh istri tercinta Si Onidus penuh semangat dan makan siangnya luar biasa lahap, ketika saya lirik isi rantangnya menu utama ternyata nasi putih, asam pedas kepala ikan seminyak, lalap sayur hijau yang sudah direbus plus sambal terasi. “Wah, gaimana bisa ya Si Onidus yang lagi sariawan makan dengan menu seperti itu, keringatan lagi” ujar saya dalam hati.
Kebiasaan Si Onidus yang makan lahap membuat saya senang sekali makan bareng beliau ketika saya lagi ditinggal pergi istri pulang kepekanbaru, efek langsungnya saya juga jadi lahap makannya dan baik juga buat kebugaran saya yang doyan kerja lembur akibat pekerjaan yang luar biasa padatnya.
Satu tahun belakangan si Onidus dekat sekali dengan satu orang rekan kerja saya yang lain, Si Wahab begitu biasa ia dipanggil, tapi kalau anak saya biasanya memanggilnya dengan sebutan Om Boy. Mereka saya perhatikan sibuk sharing ini dan sharing itu, macam-macam dari urusan lirik-melirik janda kembang hingga urusan informasi dan tekhnologi, hal-hal berbau motivasi juga mereka sikat. Ketika Si Wahab keluar daerah Si Onidus pasti pesan buku tentang pengembangan diri, sedangkan Si Wahab sendiri borong baju, sepatu, celana, jacket, tas dan tak lupa buku-buku best seller…………………(bersambung)
Read More..

Kamis, 26 Maret 2009

LOYAL SECARA RASIONAL PADA ATASAN

Bicara tentang loyalitas sekarang ini iramanya cendrung fals/sumbang. Loyalitas saat ini pun beragam pengertian bahkan menimbulkan pertanyaan, loyalitas kepada siapa? pada pimpinan, pada profesi atau pada uang? kalau ini dibenarkan yang manakan mendapat urutan nomor satu?.

Loyalitas pada profesi disaat ini bukanlah jaman dimana karyawan harus patuh buta pada atasan, bukanlah jaman dimana atasan bersikap seperti raja yang kata-katanya harus selalu diikuti alias dipatuhi, atasan itu bukan seorang yang bebas dari kesalahan dan karyawan tidak dalam posisi selalu disalahkan. Key words nya adalah atasan maupun karyawan harus menempatkan profesional diatas segalanya, loyalitas kepada profesi tidak dapat ditawar dan loyalitas kepada atasan bukanlah harga mati, tetapi bukan berarti pula mengabaikan loyalitas pada atasan, betapapun bregseknya seorang atasan wajib kita hormati.

Loyalitas pada profesi bukan pembenaran untuk menentang atasan kita yang brengsek, hakikatnya sebagai karyawan kita tidak memiliki wewenang untuk melakukan semua itu, wewenang kita adalah menjalankan semua tugas yang dibebankan perusahaan lewat tangan atasan kepada kita.

Timbul pertanyaan, berhakkah kita menolak perintah atasan yang tidak benar? apakah ini termasuk pembangkangan? Menolak perintah atasan yang tidak benar sebenarnya menunjukkan sikap bawahan yang memiliki loyalitas yang tinggi kepada atasan dan dedikasi yang tinggi pula kepada perusahaan. Kok bisa ya? ya i ya lah, masa ya i ya dong.

Hati hati dengan perbedaan pokok loyalitas dengan "Asal Bapak Senang", keduanya kerap disamaratakan. Perbedaan pokoknya dalah karyawan yang loyal sangat membenci perilaku Asal Bapak Senang sedangkan karyawan Asal Bapak Senang cendrung berprilaku mementingkan diri sendiri bahasa kerennya MEMBEBEK.

Loyalitas tidak menghalangi kita untuk mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Loyalitas yang salah kaprah akan membawa kerugian pada semua pihak. (eppie.cool)
Read More..